Minggu, 15 Februari 2009

Kisah Pendirian Sebuah Universitas

Mungkin artikel ini sudah pernah di posting berkali-kali di emailmaupun di situs lain. Namun tak ada salahnya saya mengulang kembalidisini. Berikut kisah tentang awal mula pendirian sebuah universitasterkenal di dunia.

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yangberpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston , danberjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University .
Sesampainya disana sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesanbahwa mereka adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin adaurusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.

“Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard”, kata sang pria lembut.“Beliau hari ini sibuk,” sahut sang Sekretaris cepat.“Kami akan menunggu,” jawab sang Wanita.
Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwapasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapinyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnyamemutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya.
“Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akanpergi,” katanya pada sang Pimpinan Harvard.
Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orangsepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka. Dan ketika diamelihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang diluarkantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul. Sang Pemimpin Harvard,dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.

Sang wanita berkata padanya, “Kami memiliki seorang putra yang kuliahtahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia disini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kamiingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini.bolehkah?” tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.
Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut. “Nyonya,” katanya dengan kasar, “Kita tidak bisamendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal.Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan.”
“Oh, bukan,” Sang wanita menjelaskan dengan cepat, “Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untukHarvard.”
Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada bajupudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, “Sebuahgedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung? Kalian perlumemiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisikHarvard.”

Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang.Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Sang wanita menolehpada suaminya dan berkata pelan, “Kalau hanya sebesar itu biaya untukmemulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja ?”

Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkankebingungan. Mr. dan Mrs Leland Standford bangkit dan berjalan pergi,melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana merekamendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuahperingatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan olehHarvard.

Universitas tersebut adalah Stanford University , salah satuuniversitas favorit kelas atas di AS.
Pesan Moral Kita, seperti pimpinan Harvard itu, acap silau oleh baju,dan lalai. Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya,kadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai, karenabaju-baju, acap menipu.

Tidak ada komentar: