Senin, 16 Maret 2009

Cobalah untuk...

Belajarlah!
Ambil hikmah dari setiap kejadian!

Dewasalah!
Jangan biarkan pengalaman pergi berlalu tanpa manfaat yang dapat kita petik!

Bersabarlah!
Tak ada yang abadi!
setelah kesempitan akan ada kelapangan!

Ingatlah!
Setelah kelapangan akan ada kesempitan!

Tenanglah!
Ketenangan akan membuka pikiran yang buntu!

Tersenyumlah!
Senyum tanda keikhlasan!

Ikhlas-lah!
Karena Tak ada yang sia-sia!

(16 Maret 2009)

Kamis, 26 Februari 2009

Sesaat

Sesaat aku merasa marah, tidak suka melihat wajahnya. dia terlalu takut aku akan mengambil "sesuatu" dari nya. camkanlah! takkan ku mengambil apa yang bukan hak ku. tapi, kalau memang "sesuatu" itu ternyata yang datang menghampiriku. jangan salahkan aku! karena aku takkan meraihnya. aku tetap diam dan menjauh. dia pun tahu itu.

Minggu, 15 Februari 2009

Kisah Pendirian Sebuah Universitas

Mungkin artikel ini sudah pernah di posting berkali-kali di emailmaupun di situs lain. Namun tak ada salahnya saya mengulang kembalidisini. Berikut kisah tentang awal mula pendirian sebuah universitasterkenal di dunia.

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yangberpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston , danberjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University .
Sesampainya disana sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesanbahwa mereka adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin adaurusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.

“Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard”, kata sang pria lembut.“Beliau hari ini sibuk,” sahut sang Sekretaris cepat.“Kami akan menunggu,” jawab sang Wanita.
Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwapasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapinyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnyamemutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya.
“Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akanpergi,” katanya pada sang Pimpinan Harvard.
Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orangsepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka. Dan ketika diamelihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang diluarkantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul. Sang Pemimpin Harvard,dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.

Sang wanita berkata padanya, “Kami memiliki seorang putra yang kuliahtahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia disini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kamiingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini.bolehkah?” tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.
Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut. “Nyonya,” katanya dengan kasar, “Kita tidak bisamendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal.Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan.”
“Oh, bukan,” Sang wanita menjelaskan dengan cepat, “Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untukHarvard.”
Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada bajupudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, “Sebuahgedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung? Kalian perlumemiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisikHarvard.”

Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang.Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Sang wanita menolehpada suaminya dan berkata pelan, “Kalau hanya sebesar itu biaya untukmemulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja ?”

Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkankebingungan. Mr. dan Mrs Leland Standford bangkit dan berjalan pergi,melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana merekamendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuahperingatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan olehHarvard.

Universitas tersebut adalah Stanford University , salah satuuniversitas favorit kelas atas di AS.
Pesan Moral Kita, seperti pimpinan Harvard itu, acap silau oleh baju,dan lalai. Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya,kadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai, karenabaju-baju, acap menipu.

Cerita 7up

Tentu kamu mengenal 7up. Merk softdrink rasa jeruk nipis ini terbilang cukup populer di penjuru dunia. Dibalik ketenaran merk 7up rupanya ada kisah yang sangat menarik untuk kita pelajari tentang arti "pantang menyerah".
Awal mulanya perusahaan ini mengambil nama 3up sebagai merek sodanya. Namun sayangnya, usaha ini gagal. Kemudian si pendiri kembali memperjuangkan bisnisnya dan mengganti namanya dengan 4up.. Malangnya, produk ini pun bernasib sama dengan sebelumnnya. Selanjutnya dia berusaha bangkit lagi dan mengganti lagi namanya menjadi 5up. Gagal lagi. Kecintaanya pada soda membuatnya tak menyerah dan berusaha lagi dengan nama baru 6up. Produk ini pun gagal dan dia pun menyerah.
Beberapa tahun kemudian, orang lain muncul dan membuat soda dengan nama 7up dan mendapat sukses besar!
Mungkin kita tidak tahu kapan usaha kita akan membuahkan hasil, tapi suatu saat nanti pastilah waktu itu akan tiba. Justru karena kita ga tahu kapan waktu keberhasilan kita, maka jangan pernah kita menghentikan usaha kita dan memutuskan untuk menyerah. 3up gagal, buatlah 4up! 4up gagal, dirikan 5up! bahkan meski harus muncul 6up, 7up, 8up, atau 100up sekalipun, jangan pernah berhenti sampai jerih payah kita membuahkan hasil.
Percayalah bahwa Tuhan menghargai usaha kita. keberhasilan tidak datang pada orang yang malas berjuang dan gampang menyerah. Tunjukan kualitas iman kita melalui ketekunan kita dalam berjuang! TETAP SEMANGAT!

Iseng

Bulan: "tak perlu marah, tak perlu ngambek! saya minta maaf"
Bintang: "siapa yang marah? siapa yang ngambek?!"
Bulan: " Itu, kedengaran. meskipun saya gak lihat kamu, tapi saya tahu. nada bicara kamu. saya lagi ngebayangin wajah kamu yang cemberut, jelek tuh. gak manis lagi"
Bintang: "gombal!"
Bulan: "siapa yang gombal? kan saya bilang jelek"
Bintang: "kamu tuh yang jelek"
Bulan:"kok suka?!"
Bintang:"siapa yang suka? bukan suka! tapi terlanjur suka!"
Bulan:"kamu jangan gitu dong, gak sopan adik..., maafin ya"
Bintang: "aku maafin, tapi...aku punya syarat"
Bulan:"syarat? apa??"
Bintang:"kalo udah nikah, kamu jangan nikah lagi ya?"
Bulan:"he...he...he...adik...adik"
Bintang:" iya kan?"
Bulan:"ya tergantung"
Bintang:"tergantung gimana?
Bulan:"tergantung mood, sikon, rezeki. kali aja nanti dapat yang cantiknya kaya Rianti Cartwrigth, terus shalihah. sayang kalo tidak diambil. setuju?"
Bintang:"Ya udah terserah! aku cuma berharap"
Bulan:"hore! kamu baik deh. makasih ya persetujuannya!
Bintang:"ya iyya lah, aku emang dari dulu baik. kamu tuh yang jahat! "
Bulan:"tuh kan, cemberut lagi..."
Bintang:"biarin!"
Bulan:" ya udah, nanti sesaat setelah akad nikah, adik tanya lagi ya..."
Bintang:"kalo ini jadi syarat nikah? gimana?"
Bulan:"kalo gitu...ya...mau gak mau...."
Bintang:"he...he..aku menang!! dan aku maafin"
Bulan:"gitu dong ketawa, makasih ya"
Bintang:"oke, tapi tetap, nanti aku tanya lagi, aku tagih sampe jawabannya IYA"
(gubrak!!)

Senin, 26 Januari 2009

Tahun Baru Hijriah Vs Tahun Baru Masehi

Tidak ada orang yang lupa ada apa di tanggal 1 Januari. Setiap orang tahu, 1 Januari merupakan tanggal pergantian hari yang agak spesial, karena selain berganti hari, juga berganti tahun. Tahun baru. Bahkan sebagaian di antara kita menunggu-nunggu tahun baru itu. Karena di sana terdapat berbagai kemeriahaan yang jarang terjadi di hari-hari yang lainnya. Tapi, adakah dari kita yang menanti 1 Muharram?
Selalu dalam setiap tahunnya, pergantian tahun baru selalu diisi dengan kemeriahan pesta. Konvoi kendaraan bermotor pada malam tahun baru selalu membuat jalan raya yang biasanya lengang pada tengah malam, menjadi padat merayap pada pergantian tahun, bahkan banyak terjadi pelanggaran dan kecelakaan. Selain itu, di berbagai media khususnya televisi berlomba-lomba menyajikan acara terbaiknya. Mulai dari film-film terbaru, sampai pada acara konser dengan artis-artis terkenal yang menghabiskan dana ratusan juta rupiah. Semuanya gegap gempita.
Sementara itu, apa yang kita lakukan untuk menyambut tahun baru Hijriah? Sangat sedikit dari kita yang mengingat, apalagi merayakannya. Padahal, tahun baru hijriah telah tertoreh dalam sejarah Islam. Saat itu rasul kita, Nabi Muhammad saw, berhijrah dari kota Mekah ke Madinah untuk membangun kekuatan Islam.
Sebagai umat Islam, seharusnya kita lebih bangga akan Tahun Baru Hijriah. Mengisinya dengan muhasabah, syiar Islam dan tekad untuk membangun kekuatan dalam diri umat agar lebih baik. Bukan hanya berfoya-foya mengisi tahun baru yang hakikatnya hanya mengurangi jatah waktu kita hidup di dunia.

Saatnya Pemerintah "Merajakan" Rakyatnya

Sebagai bangsa Indonesia, saya prihatin dengan keadaan bangsa ini. Akhir-akhir ini kita disuguhkan oleh kesulitan ekonomi yang semakin menumpuk. Yaitu kelangkaan LPG/Elpiji di berbagai daerah di Indonesia. Rakyat pun kebingungan. Bagaimana rakyat tidak kebingungan, setelah minyak tanah dicabut dari peredaran, kini rakyat pun dibuat pusing mencari bahan pengganti minyak tanah. Padahal, pemerintah telah berjanji, bahwa ditariknya minyak tanah, akan diganti dengan LPG.
Pada awalnya, rakyat menyambut baik program ini. Rakyat diberikan pemahaman bahwa minyak dunia harus dijaga, khususnya Sumber Daya Alam yang ada di Indonesia. Agar anak cucu kita tidak kehabisan minyak. Selain itu juga dijelaskan berbagai keuntungan LPG. Rakyat pun menerima.
Tapi apa yang terjadi sekarang? Setelah minyak tanah tidak ada, LPG pun langka. Lalu, para ibu harus masak dengan apa?? Sebagaian banyak yang antre minyak tanah, sebagain lagi bahkan memilih memakai kayu bakar, tapi saat ini juga tidak mudah mencari kayu bakar.
Alasan pemerintah, PERTAMINA kewalahan memenuhi permintaan yang tinggi terhadap LPG. Bukankah seharusnya PERTAMINA mengantisipasi hal ini? Karena sudah menjadi hukum sebab akibat, ketika satu barang substitusi dikurangi, otomatis barang penggantinya akan mengalami kenaikan.
Saya pikir, sudahlah cukup rakyat menderita dan menerima kesulitan ini. Sudah saatnya, pemerintah cepat bertindak untuk membahagiakan rakyatnya. Bukan untuk kepentingan pribadi.
Umar bin Khatthab sebagai seorang khalifah telah mengajarkan kita bagaimana “merajakan” rakyatnya. Ia menginspeksi keadaan warganya, memikul dan berjalan sendiri gandum, minyak samin, dan kebutuhan lainnya untuk warganya yang kelaparan.

Iklan Kebohongan Publik

Masa kampanye Beberapa pekan belakangan ini, kita disuguhkan iklan sebuah partai yang menampilkan “kesuksesan” mereka dalam menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa, khususnya kemampuan menurunkan harga BBM. Harga BBM memang telah turun dari Rp. 5.000 menjadi Rp. 4.500. Masyarakat pun menyambut gembira. Tetapi, justru timbul pertanyaan, “bukankah dulu, mereka juga yang menaikkan harga BBM?!”. Kenapa dalam iklan tersebut seakan-akan mereka membanggakan kesuksesan partai tersebut? Apalagi, penurunan BBM kali ini memang disebabkan oleh turunnya harga minyak dunia. Jadi, hal tersebut merupakan konsekuensi logis dari turunya harga minyak dunia. Beda permasalahan ketika harga minyak dunia naik, tetapi harga BBM di Indonesia menjadi turun, atau minimal tetap.

Toh ketika harga minyak dunia naik, mereka juga menaikan harga BBM. Bagi saya, iklan tersebut merupakan kebohongan publik dengan memanfaatkan turunnya harga BBM sebagai senjata untuk menarik simpati rakyat dalam PEMILU mendatang. Untuk semua calon pemimpin bangsa Indonesia, ciptakanlah iklan yang mampu mencerdaskan dan mencerahkan rakyat Indonesia.