Senin, 19 November 2007
Minggu, 11 November 2007
Kagum
Maaf, aku jadi ngelantur, terlalu jauh ceritanya. Kembali ke keahlian tadi. Betapa aku kagum dengan proses dan hasil karya yang dihasilkan. Lebih dari itu, mereka mampu untuk mengeksplor kelebihan yang ada pada diri mereka, kemudian menjadikannya suatu yang bernilai plus plus pula. Kesabaran dan ketekunan juga menjadi poin penting dalam hal ini. Dan itulah yang aku perlu banyak belajar dari mereka. Terus belajar tanpa henti. Itulah kelebihan mereka.
Masih berkaitan dengan itu pula, aku membaca sebuah blog sederhana, tapi cerdas. Untaian kalimat yang ditulis menandakan bahwa ia bukanlah penulis kacangan, bahkan bisa dibilang profesional. Tulisannya seakan mengalir bagai air, setahap-setahap dan jelas ujungnya, tujuannya pun terarah. Usut punya usut, ternyata sang penulis mantan wartawan media cetak harian terkenal di Indonesia. Ia adalah seorang Ibu yang memiliki visi mengapa harus menulis dan membuat blog. Tulisannya berbobot, cerdas, dan inspiratif. Sebenarnya banyak dari tulisan itu mengulas kehidupan nya sehari-hari. Tapi bukan tulisan yang narsis, yang hanya minta perhatian dari orang lain. Tulisannya ber-visi, memiliki tujuan, dan banyak hikmah. Mau tau nama blognya? http://www.myfawwaz.multiply.com/. Mungkin bisa jadi salah satu sumber inspirasi. Satu dari banyak kelemahanku dalam menulis, aku kerap kali tidak sabaran, ingin cepat-cepat selesai. rasanya ingin mengeluarkan ide yang bertumpuk-tumpuk semuanya secepatnya. Tapi kemudian yang terjadi ialah aku kerap kali tidak menyelesaikan tulisan itu. Karena, aku tidak sabar, jadi males, cape deh. Mungkin itu ungkapan yang bisa mewakili keadaanku ketika menulis.
Aku jadi teringat sebuah kritikan dari teman, bahwa blog punya ku itu lemah, tak berbobot. Lebih banyak sisi narsisnya dari pada manfaatnya. Kemudian dia juga menyampaikan terlalu banyak cerita pribadi yang cengeng, mengumbar kehidupan sendiri. “masa mau sih kepribadian dan cerita2 kita diungkapkan begitu saja dan dibaca oleh banyak orang?”, begitu tuturnya. Ah, benarkah?jelas saja, waktu itu aku tidak terima pendapatnya. Dengan sekuat pemikiranku kulawan segala komentarnya, di antara argumen-argumenku, tentu saja terdapat pembelaan diri yang subyektif. Tapi, selain mengkritikku habis-habisan, dia juga memberikan saran yang positif untuk membuat diary elektronik. Curhat dari satu email ke email ku yang lain. Dan setelah kupikir-pikir, sebagian besar pendapatnya memang benar. Tidak layak kita mengumbar berbagai cerita hidup kita tanpa ada tujuan untuk memberi hikmah untuk yang lain. Apalagi hanya sebatas cerita-cerita cengeng yang membuat orang berkesimpulan bahwa kita adalah orang yang lemah. Akhirnya, aku memutuskan untuk break dulu dari kegiatanku menulis blog, sembari berpikir tentang konsep yang lebih baik, kemudian merancangnya. Semoga tulisan ini layak dimuat di blog ku nanti. Mereka yang kukagumi, tidak serta merta ahli seperti saat ini, karena keahlian dibentuk dari kemauan yang keras, usaha yang maksimal, dan kesabaran yang tidak pernah habis. Sejatinya hidup ini bermuara pada long life education.
Hmmm, sepertinya aku mulai menikmati tulisanku kali ini. Mengalir begitu saja, tidak dipaksakan.
Jakarta,
Rabu, 12 September 2007
Nia
Diposting oleh kurnia sari di 18.49 0 komentar
Kamis, 08 November 2007
Maceeett...et...et...!!!
Di mana-mana macet. Jakarta telah menjadi salah satu Ibu Kota termacet di dunia. perjalanan yang jika lancar hanya ditempuh dengan waktu 20 menit, karena macet ditempuh dalam waktu 1 jam 20 menit. itulah yang harus aku hadapi hampir setiap hari jika berjibaku dengan kemacetan. belum lagi polusi udara, mulai dari asap kendaraan sampai asap rokok. menurut sebuah penelitian, kemacetan telah menambah populasi orang depresi di Jakarta bertambah. bahkan manambah orang-orang stress. lihat saja di jalan, kesenggol sedikit langsung marah, mengendarai motor atau mobil tidak lagi dengan suasana hati yang nyaman, tapi dengan emosi tingkat tinggi. pantas saja orang-orang sekarang cepat tersinggung, emosi dan marah. belum kerja atau kuliah pikiran sudah terkuras, tenaga hampir habis menghadapi kemacetan. sebelum pulang ke rumah pun harus dihadapi seperti itu. sehingga sesampainya di rumah, yang ada ialah keluhan selama di jalan sehingga membuat suasana rumah kurang menyenangkan. intinya, kemacetan dapat menghabat dan merusak sosialisasi. gitu kata sang ahli-sosiolog.
Diposting oleh kurnia sari di 19.41 0 komentar
Rabu, 07 November 2007
Indahnya Pernikahan*
Menikah adalah sunnah terbaik dari sunnah yang baik itu yang saya bacadalam sebuah buku pernikahan. Jadi ketika seseorang menikah, sungguhia telah menjalankan sebuah sunnah yang di sukai Nabi. Dalam bukutersebut dikatakan bahwa Allah hanya menyebut nabi-nabi yang menikahdalam kitab-Nya. Hal ini menunjukkan betapa Allah menunjukkankeutamaan pernikahan. Dalam firmannya, "Dan diantara tanda-tandakekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismusendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Diamenjadikan rasa kasih sayang diantaramu. Sesungguhnya pada yangdemikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kalian yangberfikir." (QS. Ar-Rum: 21).
Menikah itu Subhanallah indah, kata Almarhum ayah saya dan hanya bisadirasakan oleh yang sudah menjalaninya. Ketika sudah menikah, semuanyamenjadi begitu jelas, alur ibadah suami dan istri. Beliaumengibaratkan ketika seseorang baru menikah dunia menjadi terangbenderang, saat itu kicauan burung terdengar begitu merdu. Sepoi angindimaknai begitu dalam, makanan yang terhidang selalu saja disantaplezat. Mendung di langit bukan masalah besar. Seolah dunia milikmereka saja, mengapa? karena semuanya dinikmati berdua. Hidup sepertiseolah baru dimulai, sejarah keluarga baru saja disusun.
Namun sayang tambahnya, semua itu lambat laun menguap ke angkasamembumbung atau raib ditelan dalamnya bumi. Entahlah saat itu cintamereka berpendar ke mana. Seiring detik yang berloncatan, seolah cintamereka juga. Banyak dari pasangan yang akhirnya tidak sampai ketujuan, tak terhitung pasangan yang terburai kehilangan pegangan,selanjutnya perahu mereka karam sebelum sempat berlabuh di tepian.Bercerai, sebuah amalan yang diperbolehkan tapi sangat dibenci Allah.
Ketika Allah menjalinkan perasaan cinta diantara suami istri, sungguhitu adalah anugerah bertubi yang harus disyukuri. Karena cinta istrikepada suami berbuah ketaatan untuk selalu menjaga kehormatan diri dankeluarga. Dan cinta suami kepada istri menetaskan keinginan melindungidan membimbingnya sepenuh hati. Lanjutnya kemudian.
Saya jadi ingat, saat itu seorang istri memarahi suaminyahabis-habisan, saya yang berada di sana merasa iba melihat sang suamiyang terdiam. Padahal ia baru saja pulang kantor, peluh masihmembasah, kesegaran pada saat pergi sama sekali tidak nampak,kelelahan begitu lekat di wajah. Hanya karena masalah kecil, emosiistri meledak begitu hebat. Saya kira akan terjadi "perang" hinggabermaksud mengajak anak-anak main di belakang. Tapi ternyata di luardugaan, suami malah mendaratkan sun sayang penuh mesra di kening sangistri. Istrinya yang sedang berapi-api pun padam, senyum malu-malunyamengembang kemudian dan merdu uaranya bertutur "Maafkan Mama ya Pa..".Gegas ia raih tangan suami dan mendekatkannya juga ke kening,rutinitasnya setiap kali suaminya datang.
Jauh setelah kejadian itu, saya bertanya pada sang suami kenapa iaberbuat demikian. "Saya mencintainya, karena ia istri yangdianugerahkan Allah, karena ia ibu dari anak-anak. Yah karena sayamencintainya" demikian jawabannya.
Ibn Qayyim Al-Jauziah seorang ulama besar, menyebutkan bahwa cintamempunyai tanda-tanda. Pertama, ketika mereka saling mencintai makasekali saja mereka tidak akan pernah saling mengkhianati, Mereka akansaling setia senantiasa, memberikan semua komitmen mereka.Kedua, ketika seseorang mencintai, maka dia akan mengutamakan yangdicintainya, seorang istri akan mengutamakan suami dalam keluarga, danseorang suami tentu saja akan mengutamakan istri dalam halperlindungan dan nafkahnya. Mereka akan sama-sama saling mengutamakan,tidak ada yang merasa superior.Ketiga, ketika mereka saling mencintai maka sedetikpun mereka tidakakan mau berpisah, lubuk hatinya selalu saling terpaut. Meskipunsecara fisik berjauhan, hati mereka seolah selalu tersambung. Ada do'aistrinya agar suami selamat dalam perjalanan dan memperoleh suksesdalam pekerjaan. Ada tengadah jemari istri kepada Allahi supaya suamiselalu dalam perlindunganNya, tidak tergelincir. Juga ada ingatansuami yang sedang membanting tulang meraup nafkah halal kepada istritercinta, sedang apakah gerangan Istrinya, lebih semangatlah ia.
Saudaraku, ketika segala sesuatunya berjalan begitu rumit dalam sebuahrumah tangga, saat-saat cinta tidak lagi menggunung dan menghilangseiring persoalan yang datang silih berganti. Perkenankan sayamengingatkan lagi sebuah hadist nabi. Ada baiknya para istri dan suamimenyelami bulir-bulir nasehat berharga dari Nabi Muhammad. Salah satuwasiat Rasulullah yang diucapkannya pada saat-saat terakhirkehidupannya dalam peristiwa haji wada':
"Barang siapa -diantara para suami- bersabar atas perilaku buruk dariistrinya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikankepada Ayyub atas kesabarannya menanggung penderitaan. Dan barangsiapa -diantara para istri- bersabar atas perilaku buruk suaminya,maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepadaAsiah, istri fir'aun" (HR Nasa-iy dan Ibnu Majah ).
Kepada saudaraku yang baru saja menggenapkan setengah dien, Tak adasalahnya juga untuk saudaraku yang sudah lama mencicipi asam garamnyapernikahan, Patrikan firman Allah dalam ingatan : "...Mereka (paraistri) adalah pakaian bagi kalian (para suami) dan kalian adalahpakaian bagi mereka..." (QS. Al-Baqarah:187)
Torehkan hadist ini dalam benak : "Sesungguhnya ketika seorang suamimemperhatikan istrinya dan begitu pula dengan istrinya, maka Allahmemperhatikan mereka dengan penuh rahmat, manakala suaminya rengkuhtelapak tangan istrinya dengan mesra, berguguranlah dosa-dosa suamiistri itu dari sela jemarinya" (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dariAr-Rafi' dari Abu Sa'id Alkhudzri r.a)
Kepada sahabat yang baru saja membingkai sebuah keluarga, Kepada parapasutri yang usia rumah tangganya tidak lagi seumur jagung, Ingatlahketika suami mengharapkan istri berperilaku seperti Khadijah istriNabi, maka suami juga harus meniru perlakukan Nabi Muhammad kepadapara Istrinya. Begitu juga sebaliknya.
Perempuan yang paling mempesona adalah istri yang shalehah, istri yangketika suami memandangnya pasti menyejukkan mata, ketika suaminyamenuntunnya kepada kebaikan maka dengan sepenuh hati dia akanmentaatinya, jua tatkala suami pergi maka dia akan amanah menjagaharta dan kehormatannya. Istri yang tidak silau dengan gemerlap duniamelainkan istri yang selalu bergegas merengkuh setiap kemilau ridha suami.
Lelaki yang berpredikat lelaki terbaik adalah suami yang memuliakanistrinya. Suami yang selalu dan selalu mengukirkan senyuman di wajahistrinya. Suami yang menjadi qawwam istrinya. Suami yang begitutangguh mencarikan nafkah halal untuk keluarga. Suami yang tak lelahberlemah lembut mengingatkan kesalahan istrinya. Suami yang menjadiseorang nahkoda kapal keluarga, mengarungi samudera agar selamatmenuju tepian hakiki "Surga". Dia memegang teguh firman Allah, "Wahaiorang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari apineraka..." (QS. At-Tahrim: 6)
Akhirya, semuanya mudah-mudah tetap berjalan dengan semestinya. Semuaberlaku sama seperti permulaan. Tidak kurang, tidak jugaberlebihan.Meski riak-riak gelombang mengombang-ambing perahu yangsedang dikayuh, atau karang begitu gigih berdiri menghalangi bidukuntuk sampai ketepian. Karakter suami istri demikian, Insya Allahdapat melaluinya dengan hasil baik. Sehingga setiap butir hari yangbergulir akan tetap indah, fajar di ufuk selalu saja tampak merekah.Keduanya menghiasi masa dengan kesyukuran, keduanya berbahtera denganbekal cinta. Sama seperti syair yang digaungkan Gibran,
Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awanMensyukuri hari baru penuh sinar kecintaanIstirahat di terik siang merenungkan puncak getaran cintaPulang di kala senja dengan syukur penuh di rongga dadaKemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubariDan sebuah nyanyian kesyukuran tersungging di bibir senyuman
Semoga Allah selalu menghimpunkan kalian (yang saling mencintai karenaAllah dalam ikatan halal pernikahan) dalam kebaikan. Mudah-mudahanAllah yang maha lembut melimpahkan kepada kalian bening saripaticinta, cinta yang menghangati nafas keluarga, cinta yangmenyelamatkan. Semoga Allah memampukan kalian membingkai keluargasakinah, mawaddah, warrahmah.
Semoga Allah mematrikan helai keikhlasan di setiap gerak dalamkeluarga. Jua Allah yang maha menetapkan, mengekalkan ikatanpernikahan tidak hanya di dunia yang serba fana tapi sampai ke sana,the real world "Akhirat". Mudah-mudahan kalian selamat mendayungsampai ketepian.Allahumma Aamiin.
Barakallahu, untuk para pengantin muda. Mudah-mudahan saya mampumengikuti tapak kalian yang begitu berani mengambil sebuah keputusanbesar, yang begitu nyata menandakan ketaqwaan kepada Allah sertaketaatan kepada sunnah Rasul Pilihan. Mudah-mudahan jika giliran sayatiba, tak perlu lagi saya bertanya mengapa teman saya menjadi begitumurah senyum. Karena mungkin saya sudah mampu menemukan jawabannya sendiri.
Diposting oleh kurnia sari di 00.51 0 komentar