Jumat, 28 Maret 2008

Mencoba Berteori, tentang Anak dan Orang Tua

Sudah pernah nonton "Nanny 911"? Acara ini tayang di Metro TV setiap hari Sabtu pukul 16.00. setiap episodenya menampilkan sebuah keluarga di Amerika yang memiliki problem keluarga, khususnya tentang anak-anak mereka yang nakal dan sulit diatur. dalam setiap episodenya tergambar betapa anak-anak mereka sangat sulit diatur, bertengkar sesama saudara, saling membentak, saling berteriak, lari ke sana ke mari, meloncat dari bangku ke lantai, meloncat-loncat di atas tempat tidur, memukul adiknya sendiri, sampai pada meludahi orang tua mereka. jumlah anak mereka rata-rata lebih dari 3 orang. bisa dibayangkan bagaimana di situ terlihat betapa sulitnya mendidik anak sesuai dengan keinginan kita. sehingga situasi rumah sangat tidak nyaman. seorang Ibu yang berjuang mengurus dan mendidik anak-anaknya, juga harus menyelesaikan berbagai macam pekerjaan rumah tangga. seperti memasak, mencuci, menyetrika baju, bersih-bersih, dan setumpuk pekerjaan yang lain. ada kalanya, anak tidak mau mengerti dan tidak mendengar apa yang dikatakan orang tua, melawan, bandel. bagi saya itu biasa, karena mereka adalah anak-anak. karena yang lebih parah justru adalah orang tua yang tidak mau mendengarkan anaknya. orang tua merasa lebih baik, lebih pintar, sehingga tidak perlu mendengarkan pendapat anaknya, tidak perlu memperhatikan keinginan dan harapan sang anak.
Dalam banyak kasus yang dihadapi, sebagian besar masalah orang tua anak bersumber dari komunikasi. orang tua sering kali tidak mau mendengarkan anaknya. mereka sebatas mendengar (jelas beda, makna mendengarkan dengan mendengar. tau kan bedanya?)

karena itu, ada beberapa prinsip penting dalam menghadapi anak-anak:

1. ketika anak sedang menangis, biarkanlah ia menangis dan tenang terlebih dulu.

2. setelah tenang, tanyalah mengapa ia menangis, dan apa yang ia inginkan. yang penting, dalam menyampaikannya orang tua harus lebih tenang dalam bicara. jangan sambil marah-marah.

3. dengarkanlah anak-anak anda dengan baik. lakukan kontak mata, tataplah matanya

4. tanyakan bagaimana perasaannya, bicaralah dari hati ke hati

5. setelah itu, baru berikan penjelasan tentang apa yang orang tua inginkan. berikan penjelasan yang mudah dipahami anak-anak

6. jika tidak ada penyelesaian, maka carilah jalan tengah yang saling menguntungkan.

7. hal lain yang lebih penting adalah buatlah peraturan keluarga yang disepakati oleh seluruh anggota keluarga. dalam hal ini orang tua harus disiplin melaksanakan aturan yang ada.

8. terapkan juga sistem punish and reward terhadap perilaku anak.

9. jangan segan-segan memuji keberhasilan anak, sekecil apapun prestasi yang ia buat

10. Hal yang tidak kalah penting adalah antara Ayah-Ibu harus saling menghargai dan kompak dalam menjalankan rumah tangga. jangan menunjukan perbedaan pendapat yang besar di depan anak. jika memang beda pendapat, hal itu bisa dibicarakan berdua. tidak di depan sang anak. karena jika anak melihat orang tua tidak saling menghargai dan tidak kompak, maka anak akan mengalami kebingungan dalam bersikap dan tidak akan menghormati apa yang kita tetapkan.

11. suami tidak boleh perpikir sedikit pun, bahwa anak hanyalah urusan istri. karena mengurus anak adalah tanggung jawab bersama, bahkan suamilah pembimbing keluarga, mau dibawa kemana keluarga. dialah pemimpin. karena itu visi-misi keluarga haruslah telah disepakati dari awal pernikahan. jangan segan-segan membantu istri dalam pekerjaan rumah tangganya ataupun dalam mengurus anak.

12. ucapkan cinta. dengan mengucapkan kata cinta, akan melembutkan hati. tentunya diucapkan dengan ketulusan.


Itulah sedikit dari banyak hal-hal penting dalam berkomunikasi dengan anak. diintisarikan dari Nanny 911.

(hm, semoga aku juga bisa menerapkannya kepada anakku nanti, insyaallah. mudah-mudahan berhasil. amiin)


7 April 2008

15.30 WIB

Tidak ada komentar: