Rabu, 04 Juli 2007

seberapa besar harga diri kita

Suatu ketika, pulang dari kantor.... Mikrolet itu melaju dengan cukup kencang, matahari mulai terbenam, senja perlahan-lahan menyusup di tengah kebisingan kota Jakarta ini. Tiba-tiba, mikrolet berhenti. sementara itu terdengar sedikit dialog antara penumpang yang hendak turun dengan sang supir. " udah pak gak usah dibayar" sambil melempar 2 lembar seribuan rupiah. lantas sang penumpang berkata, " terima kasih pak, tapi terima saja uang ini, saya kan penumpang", begitulah kira-kira yang dia katakan. sejurus kemudian, turunlah penumpang itu dari mikrolet. ada yang aneh, ukuran tubuhnya tidak seperti orang kebanyakan. tepatnya hanya setengah tinggi orang pada umumnya. tapi,,,,jika dilihat lebih dekat lagi....ternyata dia memang tidak memiliki kedua kaki! Subhanallah,,,,betapa hati ini terharu melihat kejadian itu. maksud sang supir menolak ongkos penumpang itu dikarenakan rasa iba terhadap keterbatasannya. tapi, tidak disangka, penumpang malah menolak rasa iba yang diberikan orang lain. dia merasa sama seperti orang lain, mempunyai kewajiban untuk membayar ongkos. maka, kita pun wajib menganggapnya sama, sebagai manusia dengan segala hak dan kewajibannya. dia tidak mau hidup atas belas kasihan orang lain. karena DIA MEMILIKI HARGA DIRI. Seharusnya, malulah kita jika hidup di atas belas kasih orang lain. apalagi berlindung di belakang "ke-husnuzhon-an" orang lain. hiduplah sepenuhnya! sungguh, sikap kita menunjukan seberapa besar harga diri yang kita miliki!

Tidak ada komentar: