Minggu, 29 Juli 2007

Puisi

Tak Berarti Tanpa...


Hidupku....
Bagaikan langit tak berbintang

Amalku ....
Bagaikan rumah tak bertiang
Seperti kabut di malam hari
Itulah gambaran hati

Ya Allah....
Jadikan hidupku berarti

Bagai langit....
Yang tiada indah tanpa bintang
Ya Allah....
Berikan kekuatan padaku

Bagai rumah....
Yang tiada kokoh tanpa tiang

Kuingin tahu jalan menuju-Mu
Karena petunjuk-Mu

Ku bisa menempuh-Nya
Ingin kurasakan nikmatnya Syurga-Mu
Tapi tak mungkin
Tanpa kasih dan sayang-Mu
30 Juli 2007
11.00 WIB

Rabu, 18 Juli 2007

Kenali Dirimu..., dan Bijaksanalah!!

Ternyata...kita akan lebih empati dan bijaksana menilai maupun bersikap terhadap sesuatu hal, jika kita telah merasakan ataupun mengalami apa yang orang lain rasakan. maka...janganlah terburu-buru menilai seseorang hanya dari satu sisi, yaitu dari sisi diri kita sendiri. karena hal itu hanya akan menunjukan betapa egoisnya diri sendiri. belajar menjadi bijaksana dimulai dari empati, empati dimulai dari simpati, dan simpati dimulai dari pengenalan diri kita terhadap orang lain, dan mengenal orang dengan baik dimulai dari pengenalan kita terhadap diri kita sendiri...Kenalilah dirimu!

(18 Juli 2007-17.03WIB)

Senin, 16 Juli 2007

Iseng Gak Jelas

waktu menunjukan pukul 16.35 waktu jam dinding di kantor. aku masih enggan melangkahkan kaki dan beranjak pulang. setelah bergelut dengan beberapa pekerjaan, aku masih asyik saja di depan komputer ini. entah apa yang aku tunggu aku tidak tahu....

(12 Juli 2007-16.35)

sebuah paradoks

semua sibuk! semua berjalan seakan begitu cepat, ada yang mampu mengikuti ritme kehidupannya, tapi banyak pula yang terseok-seok tak berdaya. hanya mengeluh, sambil menggerutukan keadaan, menyalahkan kondisi. tapi seakan paradoks kehidupan, aku berjalan biasa saja. hanya memperhatikan sekitar, melihat dan berusaha menilai. walaupun ku tahu, penilaianku tak pantas untuk dijadikan pegangan. aku seperti berhenti di suatu tempat, merasakan nyanyian dengan irama super cepat. biarlah mereka dengan kehidupannya, dan aku dengan kehidupanku, kujalani apa adanya...dengan semangat dan menggapai impian-impianku.

(17 Juli 2007)

Minggu, 15 Juli 2007

Puisi-puisi KU

Aku ingin terbang....

aku ingin terbang
melintasi jagat raya
melepas segala gundah gelisah
biarkan hilang bersama angin senja

aku ingin terbang
melewati pegunungan hijau nan indah

mencurahkan kesedihan yang singgah di hati
agar tenang menghampiri


aku ingin terbang
merasakan deburan gulungan ombak
menyampaikan segenggam rasa
rindu yang tak berujung


aku ingin terbang
terbang bersama harapan
harapan indah
selamanya....

aku ingin ia tahu...


23 Juli 2007
16.45 WIB



Tak Sanggup...

aku tak sanggup menatapnya
bahkan sekadar bersilang pandang
aku pun tak mampu

aku takut,
tatapan itu sungguh tajam
menyentuh relung hati terdalam
bahkan menusuk jiwa

aku takut,
setelah itu bayang-bayangnya menerawang
menembus dinding khayalku
sulit tuk terlepas

aku hanya takut,
ia pun seperti itu

lindungi pandangan kami Ya Robbi....

16 Juli 2007
13.30 WIB


Cawan Hati yang Hampir Mati

Kadang mendung membayangi
Menutup cawan hati yang hampir mati
Berhias tangis menitik air mata
Gelap…tak tersinar….

Merindu cahaya menggapai cinta
Cinta yang takkan lekang
Takkan pernah berpindah tangan

Cinta yang menggapai syurga…..

Rabu, 20 Des 2006
15.30 WIB

Senin, 09 Juli 2007

Bayangkanlah.....

Pernahkah kita membayangkan bagaimana kehidupan kita 10, 20, atau 30 tahun yang akan datang? jika pernah, mungkin di dalam bayangan itu akan tergambar kehidupan kita yang bahagia, telah berkeluarga, memiliki banyak anak, atau bahkan cucu, memiliki pengahasilan yang besar, kekayaan yang cukup, kekuasaan, popularitas. atau mungkin justru kebalikannya, kita membayangkan saat itu kehidupan yang buruk, keluarga yang berantakan, miskin, dililit hutang, tiada teman, dan berbagai hal yang tidak kita sukai. apapun bayangan yang muncul di benak anda, bukanlah inti dari ini semua. yang terpenting adalah MAMPUKAH KITA MEMBAYANGKANNYA? berapa banyak orang Indonesia yang tidak mampu untuk sekadar berimajinasi tentang masa depannya kelak? padahal berimajinasi itu GRATIS. Tapi sungguh, banyak orang yang tidak mampu melakukannya. mereka merasa takut dan malu untuk membayangkan masa depan mereka sendiri! apa salahnya? apa ruginya? padahal orang-orang besar dan sukses dalam hidupnya, mereka selalu memiliki impian-impian yang besar pula, sehingga muncullah ide dan pemikiran yang besar pula, dari situ lahirlah motivasi dan tindakan besar yang mampu mengubah kehidupannya dan meraih masa depan seperti yang pernah ia bayangkan sebelumnya. yang terpenting adalah impian yang kita bangun merupakan sesuatu yang menjadikan kita selalu lebih baik.

Jumat, 06 Juli 2007

untuk calon suamiku


Wahai kekasihku, calon suamiku…
Jika kau menjadi suamiku kelak…
Pimpinlah rumah tangga kita dengan sebaik-baiknya
Jadikan aku teman sejatimu,
tempat engkau bersandar
Terbukalah padaku,
kan kujaga semua rahasiamu
Jika kau menjadi suamiku kelak…
Jadilah engkau teladan yang baik bagi keluarga
Sempatkanlah untuk menjadi imam dalam sholat
Hiasilah rumah kita dengan ketakwaan kepada Allah
Amalkan sunnah Rasul sekuat yang kau mampu
Bimbinglah anak-anak kita
menjadi pribadi Muslim yang cerdas dan berakhlak mulia

Jika kau menjadi suamiku kelak…
Bergaullah dengan ma’ruf terhadapku
Jadilah engkau suami yang penyayang dan sabar
Janganlah kau bertindak aniaya terhadapku
Jika aku berbuat kesalahan dan kemungkaran…
Jangan kau hukum aku dengan memukul aku
Tapi, ajarilah aku dengan hati dan lisanmu
Ingatkanlah aku dengan cara yang ihsan
Tahan amarahmu dan bersikaplah pemaaf

Sayangi dan hormati orang tuaku, juga saudara-saudaraku
Jika ada yang tidak kau sukai dari mereka,
simpanlah rasa itu
Dan tetaplah kau jaga silaturrahim dengan mereka
Jangan pula kau jauhi mereka
karena selamanya mereka adalah keluargaku

Wahai kekasihku, calon suamiku…
Jika kau menjadi suamiku kelak
Jadilah engkau suami yang bertanggung jawab
Berilah nafkah sesuai kemampuanmu
Pasti kuterima dengan qona’ah
Bersikaplah penyantun
dan jangan kau kikir terhadapku
Jangan pula kau tinggalkan aku dalam waktu lama
Sehingga kau abaikan kebutuhanku akan kehadiranmu

Jika kau menjadi suamiku kelak
Bersikaplah bijaksana dalam segala hal
Bermusyarahlah denganku sebelum mengambil keputusan
Dengarkan pemikiranku
dan jangan kau remehkan aku

Tunjukkan kasih sayangmu terhadapku
Jangan kau biarkan aku dalam kecemburuan dan prasangka
Jagalah hatiku,
lapangkanlah dadaku, dengan cintamu

Wahai kekasihku, calon suamiku…
Jika kau menjadi suamiku kelak
Jadikan rumah tangga kita sebagai surga dunia bagimu
Jagalah aku dan jadilah pelindung bagi anak-anak kita
Jagalah rahasia rumah tangga dimanapun kau berada
Jadikan ia baju putihmu, jagalah ia jangan sampai ternoda

Rabu, 04 Juli 2007

seberapa besar harga diri kita

Suatu ketika, pulang dari kantor.... Mikrolet itu melaju dengan cukup kencang, matahari mulai terbenam, senja perlahan-lahan menyusup di tengah kebisingan kota Jakarta ini. Tiba-tiba, mikrolet berhenti. sementara itu terdengar sedikit dialog antara penumpang yang hendak turun dengan sang supir. " udah pak gak usah dibayar" sambil melempar 2 lembar seribuan rupiah. lantas sang penumpang berkata, " terima kasih pak, tapi terima saja uang ini, saya kan penumpang", begitulah kira-kira yang dia katakan. sejurus kemudian, turunlah penumpang itu dari mikrolet. ada yang aneh, ukuran tubuhnya tidak seperti orang kebanyakan. tepatnya hanya setengah tinggi orang pada umumnya. tapi,,,,jika dilihat lebih dekat lagi....ternyata dia memang tidak memiliki kedua kaki! Subhanallah,,,,betapa hati ini terharu melihat kejadian itu. maksud sang supir menolak ongkos penumpang itu dikarenakan rasa iba terhadap keterbatasannya. tapi, tidak disangka, penumpang malah menolak rasa iba yang diberikan orang lain. dia merasa sama seperti orang lain, mempunyai kewajiban untuk membayar ongkos. maka, kita pun wajib menganggapnya sama, sebagai manusia dengan segala hak dan kewajibannya. dia tidak mau hidup atas belas kasihan orang lain. karena DIA MEMILIKI HARGA DIRI. Seharusnya, malulah kita jika hidup di atas belas kasih orang lain. apalagi berlindung di belakang "ke-husnuzhon-an" orang lain. hiduplah sepenuhnya! sungguh, sikap kita menunjukan seberapa besar harga diri yang kita miliki!

pertemuan kembali

pertemuan kembali
seperti biasa, 30 Mei 2007 aku pulang dari kantor sekitar pukul setengah lima lewat sepuluh menit. seperti biasa pula, aku naik patas 6 ke arah slipi. seperti biasa pula, sesampainya di slipi aku naik mikrolet yang akan mengantarkanku ke rumah idamanku.tapi tiba-tiba.... ada yang tidak biasa ketika seseorang turun dari angkot itu. aku yang duduk di depan (maklum kepalaku suka pusing, klo aku duduk di bagian belakang), terperangah kaget sekaligus bahagia yang tak terkira. karena, orang yang turun dari angkot itu adalah salah satu sahabat tercintaku.
Tri Mulyasari...dia kukenal sewaktu SMA. mulai dari kelas 1, 2 dan 3, kami sekelas. melihat sosoknya, aku menyungging senyum. sekarang dia lebih gemuk. "lebih berisi", dengan itu matanya yang besar terlihat jadi semakin berbinar, wajahnya juga jadi terlihat lebih bulat. tapi, tentu saja dia lebih cantik dibanding 7 tahun yang lalu...
sikapnya tidak berubah, masih saja lucu. selera humornya selalu menghiasi obrolan-obrolan kami. masih saja terlihat, bahwa dia seorang yang sabar. aku banyak belajar padanya, bagaimana caranya bersabar dan berbagi...sungguh, aku bangga memiliki sahabat sepertinya.
sebenarnya, jarak rumahku dengannya tidak terlalu jauh. tapi dikarenakan waktu itu dia bekerja "shift-shiftan" dan kost pula, akhirnya sulit bagi kami untuk bertemu. tapi subhanallah, Dia mempertemukan kami kembali.
hari itu, kami bercerita segala hal yang selama ini tak tersampaikan. mulai dari sebelum maghrib sampai pukul 9 malam lebih, kami masih asyik ngobrol. mulai dari menanyakan teman2 SMA, ada yang sudah menikah, ada yang sukses di karir, membicarakan "dia" yang ada di hatinya, banyak hal yang kami ceritakan. sampai akhirnya handphone ku berdering. adikku memintaku untuk segera pulang karena sudah malam. tak terasa memang waktu yang kami lewati.
akhirnya, aku pulang dengan sebuah perasaan bahagia di hati. semoga pertemuan kami ini, tidak akan pernah terputus. selalu terjaga oleh cinta, cinta karena Allah semata.

jangan biarkan


jangan biarkan....
hari itu, aku merasa kesal, sebel dengan apa yang aku hadapi, kecewa. rasanya aku ingin marah, tapi tak tahu harus marah dengan siapa. waktu yang beranjak sedikit demi sedikit, tetap tak mengubah apa yang ku rasakan. rasanya, ada sesuatu yang bergumpal dan menyesaki dadaku. terasa sempit dan sesak.
kadang terlintas dalam pikirku, mengapa aku tidak seberuntung mereka. tenang dalam cinta, tak perlu merasa bersalah dan terus menerus dalam kebingungan.
lantas, malam pun beranjak. tak sedikitpun perasaan itu menghilang. kemudian, kucoba menghela nafas, merasakan udara menyusup perlahan ke darahku. kupejamkan mata. mencoba mengingat-ingat, mentafakuri diri sendiri, memuhasabah segala hal yang terjadi.
seketika itu juga, ku temui jawaban atas segala kesal dan risau hati. semua bermula, karena sebuah niat yang tak sempurna. niat bengkok, yang jika dibiarkan bisa semakin bengkok dan akhirnya patah, tak berarti.
maka, kucoba meraba kembali hati ini, berusaha meluruskan segala niat yang kutanam di hati. agar ku tak pernah merasa kecewa.agar semuanya tak pernah sia-sia. agar semuanya bernilai di hadapannya.
Allahurobbi, kuatakanlah imanku. agar tak tergelincir menjalani hidup ini. luruskan selalu niatku, jangan pernah jauh dari ku. jangan biarkan aku pergi dari Mu....
amin